Antigen adalah molekul yang mampu menstimulasi respons imun. Molekul tersebut dapat berupa protein, polisakarida, lipid, atau asam nukleat. Tiap antigen memiliki fitur permukaan yang berbeda yang dikenali oleh sistem kekebalan.
Antigen “dijadikan sasaran” oleh antibodi. Setiap antibodi diproduksi secara khusus oleh sistem imun untuk disesuaikan dengan antigen setelah sel-sel dalam sistem imun bersentuhan dengan antigen tersebut; proses ini digunakan untuk mengidentifikasi antigen secara tepat, memproduksi antibodi yang sesuai, dan menginisiasi timbulnya respons imun adaptif. Antibodi dikatakan “sesuai” dengan antigen dalam arti bahwa ia dapat mengikatnya akibat adaptasi molekuler pada fragmen pengikat antigen. Dalam kebanyakan kasus, antibodi hanya dapat bereaksi dan mengikat satu antigen tertentu; dalam beberapa kasus lain, antibodi dapat bereaksi silang dan mengikat lebih dari satu antigen.
Antigen dapat berupa molekul protein, peptida (rantai asam amino), dan polisakarida (rantai monosakarida/gula sederhana), sementara molekul lipid dan asam nukleat menjadi antigen hanya jika dikombinasikan dengan protein dan polisakarida.
Antigen dapat berasal dari dalam tubuh (“antigen-diri”) atau dari lingkungan luar (“bukan-diri” atau “benda asing”). Sistem imun mengidentifikasi dan menyerang antigen eksternal berupa “benda asing” dan biasanya tidak bereaksi terhadap antigen-diri karena seleksi negatif dari sel T dalam timus.
Vaksin adalah contoh dari antigen dalam bentuk imunogenik, yang sengaja diberikan kepada penerima untuk menginduksi fungsi memori dari sistem imun adaptif terhadap antigen dari patogen yang menyerang penerima tersebut. Vaksin terhadap virus flu musiman adalah contoh yang umum.
SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan COVID-19, memiliki beberapa antigen yang diketahui, termasuk nukleokapsid fosfoprotein dan spike glikoprotein. Rapid test antigen dapat mengungkapkan bila seseorang saat ini sedang terinfeksi patogen seperti virus SARS-CoV-2.
Berbeda dengan tes PCR yang mendeteksi keberadaan materi genetik, rapid test antigen mendeteksi protein atau glikan, yaitu seperti protein lonjakan yang ditemukan di permukaan SARS-CoV-2.
Rapid test antigen bekerja paling baik ketika orang tersebut dites pada tahap awal terkena infeksi SARS-CoV-2, di mana beban virus umumnya paling tinggi. Tes ini juga bermanfaat untuk mendiagnosis orang-orang yang diketahui memiliki risiko besar untuk terpapar virus corona.
Rapid test antigen juga digunakan sebagai tes skrining di mana pengujian berulang dapat dengan cepat mengidentifikasi orang yang terinfeksi SARS-CoV-2, sehingga tindakan pencegahan penularan infeksi dapat segera dilakukan. Namun, bila hasilnya didapati positif, dokter masih perlu melakukan tes PCR untuk memastikan diagnosis.